"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha." (QS. An Najmi :
13-14).
Peristiwa Mi'raj atau dipanggilnya Nabi SAW naik ke
langit dan terus ke Sidratul Muntaha setelah melewati langit ketujuh,
dapat dipahami dari ayat 13 dan 14 surat An Najmi ini, yang mana
dijelaskan bahwa Nabi SAW melihat Jibril secara langsung bentuknya yang
asli dua kali, pertamanya waktu menerima wahyu pertama di Gua Hira dan
kedua di Sidratul Muntaha waktu Mi'raj.
"Dan sesungguhnya Dia telah melihatnya (Jibril) pada kali yang lain." (QS. An Najm : 13).
Malaikat
Jibril makhluk gaib dari penglihatan manusia, tetapi atas kehendak
Allah dia boleh dilihat Nabi SAW adakalanya dengan menyerupakan manusia
dan pernah dua kali diperlihatkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dengan
bentuk yang asli, pertama waktu menerima wahyu yang pertama di Gua Hira
dan kedua kalinya adalah sebagaimana dijelaskan dalam ayat ini, yaitu
waktu di Sidratul Muntaha dalam peristiwa Mi'raj.
Menurut riwayat
Ibnu Mas'ud tentang ayat ini, Dia pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda : "Aku melihat Jibril baginya ada 600 sayap tiap satu sayap
menutupi satu ufuk."
Apakah Nabi Melihat Allah Waktu Mi'raj?
Waktu
Nabi berhadapan dengan Allah dalam peristiwa Mi'raj, Nabi tidak melihat
Allah, sebagaimana dijelaskan dalam jawaban Aisyah kepada seorang
sahabat yang bertanya kepadanya "apakah Nabi melihat Allah" dia menjawab
"SUBHANALLAH", Siapa yang memberi tahu kepadamu bahwa Nabi SAW melihat
Allah anda bohong, kemudian Aisyah membaca ayat 103 surat An-An'am :
"Dia tidak dapat dicapai penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat
segala yang kelihatan, dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui."
Kemudian
dia membaca ayat 51 surat Asy-Syura : "Dan tidak mungkin bagi seorang
manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan
perantaraan wahyu atau dibelakang tabir [1347] atau dengan mengutus
seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya
apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha
Bijaksana."
Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat
mendengar kalam Illahi akan tetapi Dia tidak dapat melihat-Nya seperti
yang terjadi kepada Nabi Musa AS [1347].
Waktu Mi'raj Nabi hanya
mendengar suara dari belakang hijab (tabir) dan dia hanya melihat cahaya
sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist shahih riwayat Muslim : "Dari
Abi Dzar, dia bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apakah engkau melihat
Tuhanmu?" lantas dia menjawab saya hanya sungguh melihat cahaya." (HR.
Muslim).
Dia Melihatnya di Sidratul Muntaha
Sidratul Muntaha
adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah
dikunjungi Nabi ketika Mi'raj. Sidratul Muntaha terdapat setelah
melewati langit ketujuh, tempat itu batas terakhir malaikat Jibril boleh
naik ke langit, Nabi Muhammad SAW secara khusus dipanggil Allah ke
Mustawa, waktu kesana Nabi naik sendirian, tidak ditemani Jibril, Nabi
SAW menemui Allah, tapi dia tidak melihat Allah secara langsung, dia
menerima wahyu di belakang hijab, Nabi berdialog dengan Allah tapi tidak
melihatnya, setelah datang perintah Shalat dia turun kembali setiap
lapisan langit ketemu dengan Arwah Nabi terdahulu. Wallahu'alam.
No comments:
Post a Comment